Apakah Manusia Hidup Dari Kenangan

angin kemarau

mendera tubuh qu

panas dan berdebu

kala qu rindu menatap wajahmu

sebagai kesejukan menyiram kegundahan qu

betapa bening telaga

pada sepasang mata

mencahaya

dimana kan dijejakkan kaki ???

orang sendiri membaca diri

pada sunyi dipahatkan mimpi

menggeleparlah qu pada sepi

menuai kenangan

menusuk kelubuk hati

hanya sunyi

hanya sepi

hanya mimpi

terbubuh lewat jemari

orang sendiri membaca diri

tak henti-henti

dari senyuman tertebar

adakah kegundahan ???

dari cerita hari-hari kegembiraan, tawa dan cinta

adakah kesedihan dan rindu yang menikam ???

dari cuaca yang terbaca dengan pikiran bersahaja

adakah mimpi-mimpi kita ???

tanya demi tanya mengalir

adakah jawaban ???

menatapmu adalah menatap silam

dimana qu temukan bayangan menari

adakah qu rindukan masa lalu kembali

pada senyum yang melambai

pada pesona cinta yang menjerat hati

raut wajah yang membayang pada kedua mata qu

adalah sejarah yang hendak qu timbun dalam kelampauan

namun

kenangan itu tetap membayang

senyum itu mengapa menggoda diri

raut wajah itu mengapa melambai lagi

apakah manusia hidup dari kenangan demi kenangan

dan tak kunjung beranjak pergi

bayangan itu

terus menari-nari


0.5.8 (Paintings Of Death)